GUY6TpCoTSYiBUM9GSC6BSW5Gd==

Les Calistung Semarang | Tahap Perkembengan Anak Usia Dini

 
Les Calistung Semarang

Memasuki usia PAUD dan TK merupakan jenjang usia emas (golden age) bagi anak. Pada rentang usia inilah anak akan mulai peka terhadap stimulus atau rangsangan yang diberikan oleh lingkungan. Pada masa ini, mulai terjadi kematangan pada fungsi fisik dan psikis anak. Mereka akan siap merespon stimulus yang diberikan oleh lingkungan sekitar.

Masa golden age akan menjadi gerbang utama dalam meletakkan fondasi pengembangan kemampuan kogmitif, afektif, psikomotor, sosial, dan spiritual anak. Itulah mengapa orang tua dalam melakukan parenting di masa ini haruslah memerhatikan hal-hal tersebut karena sifatnya sangat krusial dan akan berpengaruh pada tahap perkembangan selanjutnya.

Ketika memasuki usia 3-6 tahun, anak akan mulai dikenalkan dengan jenjang Pendidikan formal seperti PAUD dan TK. Dalam rangka pengenalan belajar ini, orang tua dan guru tentunya harus memperhatikan dan memilih pendekatan yang ramah dan cocok bagi anak. Salah satu pendekatan yang terbukti ampuh adalah dengan melakukan pembelajaran melalui bermain. Pendekatan ini akan memungkinkan anak secara aktif berinteraksi dengan mulai mengeksplorasi elemen-elemen yang ada di lingkungannya. Jenis pembelajaran dengan bermain akan membuat anak merasa aman, nyaman, tertarik, dan akan menjembatani proses penyesuaian diri dengan lingkungannya.

Seperti ungkapan

Dunia bermain adalah dunia anak

Anak akan belajar banyak hal jika tidak merasa terbebani. Penerapan model pembelajaran bermain akan secara tidak sadar mengajak anak untuk mengenal banyak hal, melatih mengelola emosi, beradaptasi, bersosialisasi dengan lingkaran pertemanan yang baru, bekerja sama, dan belajar sikap-sikap positif lainnya. Belajar sambal bermain akan jauh lebih efektif melatih kemampuan anak dibandingkan dengan proses belajar yang membosankan.

Namun perlu diingat bahwa anak juga memiliki dunianya sendiri. Dunia bermain.

Belajar Calistung di Usia Dini

Menurut Undang-Undang Perlindungan Anak, anak memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang, bermain, beristirahat, berkreasi, dan belajar dalam suatu pendidikan.

Menurut Montessori, ketika anak mulai memasuki usia pra sekolah (4-5 tahun), mereka akan belajar mengenai membaca dan menulis dengan sangat antusias. Karena pada rentang usia ini, anak sedang berada dalam periode atau masa kepekaan terhadap Bahasa. Mereka baru saja menguasai kemampuan berbahasa secara tidak sadar dan ingin mengimprovisasinya dengan belajar semua hal yang berkaitan dengan bahasa.

Di Indonesia sendiri, perkembangan bahasa anak taman kanak-kanak berdasar pada acuan standar anak usia dini no. 58 tahun 2009. Dalam acuan tersebut terdapat tiga aspek penting yakni :

Menerima Bahasa

Aspek ini mencakup kemampuan dan perkembangan anak dalam berbahasa secara reseptif  (menerima stimulus bahasa dari lingkungan) yang terdiri dari pengembangan dalam menyimak perkataan orang lain, mengerti satu sampai dua perintah yang diberikan secara bersama-sama, memahami cerita yang dipaparkan oleh orang lain, mengenal perbendaharaan kata, mengerti kata perintah, dapat mengulang perkataan atau kalimat cukup kompleks yang diucapkan oleh orang lain, dan memahami aturan permainan sederhana.

Mengungkapkan Bahasa

Istilah lain dari kemampuan ini adalah kemampuan berbahasa dengan ekspresif. Kemampuan ini dapat muncul dalam bentuk kemampuan berbicara dan menulis. Indikator dari kemampuan ini adalah anak dapat menjawab pertanyaan yang lebih kompleks, menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama atau hampir mirip, berkomunikasi lisan secara baik, memiliki kemampuan membendaharakan kata, mengenal simbol tulisan, menulis, berhitung, dan menyusun kalimat sederhana.

Keaksaraan

Kemampuan ini merupakan kemampuan baca-tulis dalam taraf permulaan. Kemampuan jenis ini termasuk dalam kemampuan menyebutkan simbol huruf yang dikenal, mengenal suara huruf awal dari benda-benda di sekitar, membaca namanya sendiri, dan menulis nama sendiri.

 

Dari ketiga aspek tadi mengerucut secara sederhana menjadi kompetensi membaca, menulis, dan berhitung atau biasa kita sebut sebagai calistung. Pelajaran dasar calistung ini merupakan latihan yang bertujuan untuk mengupayakan pembekalan bagi siswa PAUD atau TK agar dapat memiliki kemampuan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung. Sehingga output yang diharapkan adalah anak dapat memiliki kemampuan awal dalam mengikuti pembelajaran di jenjang kelas berikutnya.

Pembelajaran aksara pada kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sendiri lebih difokuskan pada pengenalan keterampilan membaca, menulis, dan behitung. Pada jenjang PAUD, calistung hanya ditujukan sebagai pengenalan, belum pada kewajiban menguasai. Tujuan pengenalan calistung pada jenjang PAUD sendiri sesuai dengan Standar Isi Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) untuk anak usia 4-5 tahun yang memiliki tingkatan pencapaian perkembangan yang sesuai dengan usianya. Berikut penjelasan mengenai STPPA pada anak rentang usia PAUD.

Berfikir Logis

Berfikir Simbolik

 

Memahami Bahasa

Mengklasifikasikan benda berdasarkan fungsi, bentuk atau warna atau ukuran.

Membilang banyak benda dari satu sampai sepuluh

Menyimak perkataan orang lain (menggunakan Bahasa ibu atau yang lain)

Mengenal gejala sebab akibat yang terkait dengan dirinya

Mengenal konsep bilangan

Mengerti dua perintah yang diberikan secara bersamaan.

Mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok yang sama atau sejenis atau yang berpasangan dengan dua variasi.

Mengenal lambang bilangan

Memahami cerita yang dibacakan

Mengenal pola (semisal AB-AB) dan dapat mengulanginya.

Mengenal lambang huruf

Mengenal perbendaharaan kata mengenai kata sifat

Mengurutkan benda berdasarkan 5 seri ukuran atau warna

Dapat mendengar dan membedakan bunyi-bunyian

Indikator yang ditetapkan oleh STPPA sesuai dengan isi acuan standar anak usia dini no. 58 tahun 2009 mengenai perkembangan anak usia 4-5 tahun.

Dalam melatih kemampuan ini, orang tua bisa memberikan stimulus pengajaran pada anak dengan metode pendekatan bermain. Idealnya dapat dilakukan dalam 3 tahapan

Membaca Gambar

Pada tahap Latihan ini, anak akan diberi gambar yang tiap satu halaman hanya berisi satu jenis gambar. Misal hanya terdapat gambar bunga.

Membaca Gambar dan Huruf

Keterampilan ini dapat dilatih dengan membaca huruf yang menjadi awalan dari suatu objek gambar. Misal B untuk bunga.

Membaca Gambar dan Kata

Tahap selanjutnya adalah dengan memperlihatkan gambar dan tulisan sebagai makna dari gambaran tersebut. Misal gambar bunga dilengkapi dengan deskripsi mengenai bunga.

 

Dari tahap Latihan diatas jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan proses yang interaktif antara murid dengan guru serta bantuan dan dukungan dari orang tua dengan mengadaptasi metode belajar sambil bermain. Anak akan belajar dengan menyenangkan apabila dia dengan suka rela belajar. Berilah alternatif kepada anak saat belajar (baik ketika di sekolah maupun ketika belajar mandiri di rumah) dengan cara belajar yang mengasyikkan. Misal ketika anak memiliki tipe belajar kinestetik, guru dan orang tua dapat mengajak anak untuk mempraktekkan bentuk huruf, menirukan suara hewan-hewan, bermain tebak kata, dan sebagainya. Begitu pula ketika anak memiliki tipe belajarnya masing-masing.

Hal lain yang sama pentingnya untuk diingat adalah untuk selalu menggunakan pendekatan bermain dalam proses belajarnya. Orang tua maupun guru tidak boleh memaksakan kehendak anak untuk belajar karena tujuan dari pendidikan usia dini adalah untuk membangun landasan pengetahuan dan mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosi, dan sosial anak. Bukan hanya kecerdasan intelektual saja.

Ciptakan suasana lingkungan dan belajar yang edukatif sekaligus menyenangkan.

Apabila dalam proses belajar orang tua mengalami kendala seperti kurangnya kontrol atau pendampingan, tidak ada salahnya untuk meminta lembaga pendidikan di luar sekolah seperti bimbingan belajar atau les privat.

Mengambil Les Privat Calistung

Tak ada salahnya mengambil les tambahan mata pelajaran calistung bagi anak-anak usia PAUD atau TK asalkan orang tua tidak salah memilih tempat les.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika hendak memilih lembaga les atau bimbingan belajar untuk si kecil.

Pengalaman Bimbel

Jangan asal pilih bimbel yang masih seumur jagung. Pilihlah bimbel yang sudah jelas pengalamannya dalam membantu ribuan orang tua dalam proses belajar anak.

Tenaga Pendidik Profesional

Ini adalah salah satu hal krusial yang akan berpengaruh pada proses dan hasil belajar anak selama les. Cari guru les/ tentor/ tutor yang jelas professional dan ahli di bidangnya.

Perjanjian yang Jelas

Carilah lembaga les yang transparan tentang prosesi les, pembayaran, benefit, dan fasilitas yang diberikan. Jangan sampai tertipu oleh bimbel abal-abal!

Tidak perlu pusing scroll-scroll lagi karena ada Bimbel AIO Privat yang memberikan paket lengkap yang orang tua butuhkan untuk les anak PAUD dan TK!

Jika masih ragu, bisa cek ratusan testimoni dan rating dari customer di berbagai akun sosial media Bimbel AIO!

Yuk, untuk pendaftaran bisa klik link di bawah ini

0816853042

 

Referensi

Asiah, N. (2018). Pembelajaran calistung Pendidikan anak usia dini dan ujian masuk calistung sekolah dasar di Bandar Lampung. Terampil: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar5(1), 19-42.

Istiyani, D. (2014). Model pembelajaran membaca menulis menghitung (calistung) pada anak usia dini di kabupaten pekalongan. Jurnal penelitian10(1).

Rumidani, N. M., Marhaeni, M. P. A. N., & Tika, M. S. I. N. (2014). Implementasi Pembelajaran Tematik Berbasis Lingkungan Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Calistung Siswa Sekolah Dasar (Doctoral dissertation, Ganesha University of Education).

Les Calistung Semarang | Tahap Perkembengan Anak Usia Dini

0

0 Komentar untuk "Les Calistung Semarang | Tahap Perkembengan Anak Usia Dini"

Chat with us on WhatsApp